Jam tangan Philipe Ricci: Bukan Sekadar Penunjuk Waktu, Tapi Karya Seni yang Hidup
Pernah lihat jam tangan Philipe ricci yang bikin orang kedua kali melirik? Philipe Ricci CBLCK20 punya triknya sendiri. Di balik desain minimalisnya, tersimpan mekanisme rumit yang butuh 300 jam pengerjaan tangan. Tapi tenang, kita bahas tanpa istilah teknis yang bikin pusing!
1. Harga Setara Motor? Ini Alasan di Balik Nilainya
Model Classic Heritage Edition-nya mulai dari Rp 250 juta. Tahu nggak? Setiap komponennya dirakit oleh maestro jam tangan Swiss yang sudah 20 tahun mengasah skill. Kolektor di Surabaya tahun lalu jual edisi 2015-nya dengan harga 2x lipat, padahal sudah dipakai sehari-hari.
2. Mekanisme Anti Ribet untuk Si Sibuk
Philipe Ricci punya sistem Self-Lubricating Technology unik. Servis cukup 5 tahun sekali, lebih hemat 40% dibanding merek mewah lain. Kasus nyata: pengusaha Jaksel pakai jam ini untuk meeting dari Bali sampai New York tanpa perlu adjustment khusus.
3>Desain yang Bicara Tanpa Teriak
Ini bukan jam untuk pamer logo. Perhatikan detailnya:
– Jarum detik berbentuk bulu merak yang diukir laser
– Dial dari kristal mineral langka asal Pegunungan Alpen
– Crown berbentuk spiral DNA yang ergonomis
4. Limited Edition Bukan Gimmick
Tahun 2023, Philipe Ricci rilis koleksi khusus 50 unit untuk pasar Asia Tenggara. Uniknya, setiap unit punya kombinasi material berbeda. Satu kolektor Bandung dapat versi dengan strap kulit buaya putih – satu-satunya di dunia!
“Dipakai ke acara formal maupun kumpul santai tetap pas. Waktu pertama kali servis, saya malah dapat sertifikat autentikasi berlapis emas 24 karat!” – Andra, Kolektor Jakarta
5. Keunggulan yang Nggak Kasat Mata
Teknologi tersembunyi yang bikin jatuh cinta:
– Waterproof sampai 200 meter tanpa desain bulky
– Anti medan magnet untuk pengguna yang sering main golf
– Sistem tanggal yang otomatis adjust untuk tahun kabisat
Kepo Mau Lihat Langsung?
Kunjungi boutique terdekat atau cek koleksi terbaru di:
@PGJWatches
“Setiap detik berharga – pastikan Anda mengukurnya dengan karya terbaik” – Philipe Ricci, 19
